Selasa, 04 Juni 2013

makalah sejarah pendidikan islam

PERKEMBANGAN PROGRESIF PADA GENERASI-GENERASI SELANJUTNYA
            Perubahan, alih-alih perkembangan, di anggap sebagai pengendali hubungan antargenerasi. Sebuah  ucapan yang di nisbatkan kepada plato mengandung nasihat edukatif berikut kepada orangtua: “anak-anakmu dilahirkan untuk zaman yang berbeda dari zamanmu. Karena itu, janganlah paksa mereka memakai adab yang dengannya kamu di didik.”
            Perbedaan waktu dan tempat di akui berpengaruh terhadap apresiasi puisi: “ada perbedaan-perbedaan dalam situasi dan kondisi(maqamat), masa dan negeri. Pada waktu tertentu, sebagian(puisi) sangat di hargai, yang di waktu yang lain sama sekali tidak di hargai. Para penghuni situ negeri menyukai pa yang tidak disukai oleh penghuni negeri lainnya”.
            Akan tetapi, konsep perkembangan intelektua yang maju dari satu generasi kegenerasi tidak sama sekali asing bagi pemikirin muslim.paling tidak satu orang pemikir orisinal muslim, yaitu abu bakr ar-razi, merasa yakin bahwa sejarah filsafat sejati adalah pembangunan berkelanjutan pada fondasi yang di letakkan oleh generasi-generasi filosop terdahulu.
            Pandangan-pandangan menyangkut pertumbuhan pemahaman filosofis ini telah dilestarikan dalam sebuah polemik melawan dokter-filosof tersebut oleh tokoh semasa dan senegerinya sendiri, yaitu abu hatim.
            Konsep sosilogis ibn khaldun tentang sejarah memberika ruang bagi evolusi progresif. Menurut ibn khaldun, kehidupan badui yang primitif mengalah kepada peradaban yang lbih maju. Tetapi pada titik ini perkembangan berhenti, dan transisi dari kehidupan badui ke kehidupan bermukim tampak berulang secara kontinu. Dengan demikian teori ibn khaldun memiliki keserupaan umum dengan penafsiran-penafsiran modern tertentu tentang sejarah, namun ia hampir-hampir tidak mewakili konsep positivis tentang perkembangan progresif.
            Dalam pengobatan maupun alkemi, konsep perkembangan progresif bukannya sama sekali tidak dikenal. Ibn masawayh dikatakan telah menyatakan bahwa dibandingkan dengan hippocrates dan galen, dia telah membuat kemajuan besar dalam pengetahuan tentang obat-obatan.
            Kesempuranaan, dalam pengertian yang termuat dalam pernyataan bahwa aristoteles telah menyempurnakan plato, dan galen menyempurnakan hippocrates, dipandang ciri utama perkembangan progresif dalam susul menyusulnya generasi.


KESALINGTERGANTUNGAN ANTARPERADABAN
            Imperium muslim terdiri dari banyak bangsa yang beraneka. Kontak yang erat di antara mereka memberikan kesempatan yang baik bagi berkembangnya berbagai spekulasi tentang kesalingterkaitan di antara warisan budaya mereka.satu pihak yang ekstrem dalam pergumulan ini diwakili oleh para pendukung supremasi intelektual arab. Teori mereka didasarkan pada asumsi bahwa wahyu yang diterima oleh sang nabi arab arab adalah sumber semua pengetahuan sejati. Pihak ekstrem yang lain diwakili oleh mereka yang bersikukuh mengenai watak unggul peradaban-peradaban lainnya, semisal peradaban persia.
            Abad keempat menyaksikan tumbuh suburnya teori hikmah abadi yang membuka jalan bagi rekonsiliasi kedua ekstremitas nasionalisme intelektual tersebut. Teori ini mengemukakan kesatuan esensial semua peradaban, sebagai konsekuensi alamiah dari kesatuan  akal manusia.
            Hikmah abadi, yang dalam bahasa persianya jawidan khirad, adalah judul programatik dari sebuah karya miskawayh. judul jawidin khirad dipilih dengan tujuan untuk menginformasikan kepada pembaca bahwa akal semua bangsa adalah sama.anggota-anggota lain dari aliran ini pemikiran ini misalnya adalag ar-razi, dan ikhwan ash-shafa, yang tidak asing lagi bagi  miskawayh.
            Dalam islam, doktrin hikmah abadi membawa kepada upaya mendemonstrasikan bahwa para penyair pra islam maupun masa islam awal sama-sama mengenal ajaran yang bekembang jauh lebih belakangan dari masa mereka sendiri.
Perbedaan-perbedaan jelas antara berbagai peradaban tidaklah menggugurkan validitas ajaran hikmah abadi. Hikmah yang sama menyatakan dirinya pada berbagai bangsa dalam berbagai bagian tubuh manusia. Abu sulayman as-sijistani dilaporkan telah mengatakan: hikmah mewujudkan dirinya dalam kepala orang byzantium, hati orang persia dan tangan orang cina.
Orang byzantium mengembangkan ilmu pengebotan, astronomi, musik dan melukis. Lukisan-lukisan mereka begitu bagus hingga orang bisa mengenali orang yang gambarnya pernah dilihatnya.orang persia mempunyai kecerdasan dan pemahaman.ilmu kenegaraan mereka sangat mengagumkan. Mereka ahli dalam mengelola masalah-masalah keilmuwan maupun masalah praktis. Orang yunani mempunyai akal yang sangat cemerlang. Mereka tidak mau berpusing-pusing terjun ke dalam kegiatan perdagangan.
Orang cina adalah tukang. Mereka terampil dalam apapun yang mereka tangani. Orang  india tahu ilmu berhitung, astronomi, tulisan india, rahasia pengobata, penyembuhan penyakit-penyakit yang berbahaya, sihir, dan seni halunisi magis. Orang  turki serupa dengan orang arab dalam dua hal: mereka mampu meramalkan masa depan dari jejak-jejak dan mereka mempunyai pengetahuan yang luas tentang peperangan dan senjata. Orang turki melebihi semua bangsa dalam pengetahuan tentang penyembuhan penyakit pada kuda dan latihan fisik.

Teori-teori mengenai kesalingtergantungan di antara peradaban-peradaban dengan demikian menjadi senjata ampuh dalam pergumulan internal muslim untuk merebut kekuasaan. Akan tetapi, ada juga kepentingan kesarjanaan yang besar dalam persoalan utang budi peradaban muslim kepada yunani, persia dan india.
Persoalaan utang budi peradaban muslim kepada peradaban yunani sekali lagi menjadi bahan diskusi yang hangat di masa depan karena dampak? Perang salib, dan ia tetap menjadi topik yang baik yang diperdebatkan selama kira-kira tiga ratus tahun. Tidaklah mungkin bagi sarjana muslim untuk memastikan dengan persis utang budi perdaban muslim kepada peradaban persia.agama kristen mengabaikan kaian-kajian ilmiah, namun karya-karya penting di lestarikan dan dihidupkan kembali dalam islam.
Konsep perkembangan progresif tidak begitu menonjol dalam teori-teori tentang kesalingtergantungan peradaban ini. Teori-teori ini menyiratkan adanya unsur perubahan tertentu, yang bisa berarti peningkitan maupun kemerosotan.
Dalam kasus pertama, adalah mungkin untuk mengasumsikan adanya perkembangan progresif. Akan  tetapi, jauh lebih mudah untuk mengasumsikan bahwa di suatu waktu tertentu akal manusia dalam bentuknya yang paling murni telah mengungkapkan dirinya pada satu individu tertentu yang membawa sains sedekat mungkin dengan kesempurnaan mutlak sejauh yang bisa dicapai oleh manusia.
Dalam kasus kedua, keyakinan apa pun akan adanya perkembangan progresif bisa dengan mudah dikesampingkan, dan segala sesuatu dapat dijelaskan sebagai hasil campur ilahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar