mereka bahkan melakukan hal hal yang tiada petunjuknya. Maka barangsiapa yang memeranginya berarti dia mukmin, dan barangsiapa yang menentangnya dengan
lisannya berarti dia mukmin, danbarangsiapa yang mengingkari dengan hati maka dia mukmin. Sesudah itu tiada lagi tingkatan keimanan walaupun seberat debu.(HR. Muslim)
...
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ يَوْمَ لاَظِلَّ إِلاَّ
ظِلُّهُ: الإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ
قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ
“Tujuh golongan yang Allah akan menaungi mereka
pada suatu hari (kiamat) yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya;
(diantaranya) Seorang penguasa yang adil, pemuda yang dibesarkan dalam ketaatan
kepada Rabbnya, seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, ….”
(Muttafaqun alaihi)
2. Mendapat balasan seperti haji
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى
صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الحاَجِّ المُحْرِمِ
“Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam
keadaan berwudhu’ untuk shalat lima waktu (secara berjama’ah di masjid), maka
pahalanya seperti pahala orang berhaji yang memakai kain ihram.” (HR. Abu Dawud
no. 554, dan di hasankan oleh Asy Syaikh Al Albani)
3. Menghapus dosa-dosa dan mengangkat beberapa
derajat (Lihat HR. Muslim no. 251)
4. Disediakan baginya Al Jannah (Lihat H.R. Al
Bukhari no. 662 dan Muslim no. 669)
5. Mendapat dua puluh lima/dua puluh tujuh derajat
dari pada shalat sendirian (Lihat HR. Al Bukhari no. 645-646)
Siapa yang punya alasan untuk tidak berniat ke tempat ini ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar